Persma Bhanu Tirta – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Widya Kirana Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar menggelar acara dies natalis yang berlangsung meriah di Kampus 1. Acara ini menampilkan ragam seni yang memukau, mulai dari seni rupa, teater, musik, hingga tari. Kegiatan tersebut berlangsung pada Minggu (26/01/2025).
Bagian dari acara ini salah satunya adalah pementasan teater yang mengangkat puisi legendaris WS Rendra berjudul "Sajak Orang Kepanasan". Puisi ini dipilih karena memiliki nilai-nilai yang relevan dengan kondisi sosial masyarakat, khususnya terkait dengan ketertindasan rakyat kecil dan ketidakadilan pemimpin.
Pementasan teater ini menonjolkan isu-isu sosial yang menyentuh, seperti:
1. Ketimpangan ekonomi – digambarkan melalui kontras antara rakyat kecil yang kelaparan dan hidup dalam kesulitan, sementara para pemimpin menikmati kemewahan berlebihan.
2. Kehilangan hak kebebasan – rakyat kecil dibungkam serta tidak diberi ruang untuk menyuarakan pendapatnya, sedangkan pemimpin bebas berbicara dan memaksakan kehendak.
3. Eksploitasi rakyat kecil – rakyat dipaksa tunduk pada sistem yang tidak adil, sementara kekuasaan terus memperkuat cengkeramannya.
4. Kritik terhadap sistem kezaliman – pementasan ini menekankan bahwa suara rakyat begitu tampak lemah, sehingga pada akhirnya akan menjadi arus yang mampu melawan batu kekuasaan.
Lilih, mahasiswa semester 1 dari Program Studi Psikologi Islam, yang berperan sebagai pedagang dalam pementasan tersebut, memberikan pandangannya usai acara.
“Nama pentasnya Sajak Orang Kepanasan. Kami ingin menunjukkan bagaimana rakyat kecil kerap menjadi korban kebijakan yang tidak berpihak pada mereka. Melalui karya WS Rendra, kami belajar bahwa seni tidak hanya untuk menghibur, tetapi juga menyuarakan kebenaran dan menjadi alat perjuangan melawan ketidakadilan,” ujar Lilih penuh semangat.
Pementasan ini menghadirkan berbagai karakter, seperti petani, pedagang, pengemis, dan seniman jalanan, yang menggambarkan perjuangan rakyat kecil dalam menghadapi kezaliman.
Setiap dialog serta adegan yang dirancang untuk membangkitkan emosi penonton sekaligus menyampaikan pesan mendalam.
Dies natalis UKM Widya Kirana ini tidak hanya menjadi perayaan ulang tahun, tetapi juga momen refleksi dan edukasi sosial bagi para mahasiswa serta masyarakat.
Acara ini menunjukkan bahwa seni bisa menjadi alat perjuangan untuk membangun budaya kritis dan peduli terhadap ketidakadilan sosial.
Dengan adanya acara ini, UKM Widya Kirana diharapkan dapat terus menjadi ruang bagi mahasiswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka sekaligus berkontribusi pada perubahan sosial yang lebih baik.
Penulis: Ahmad Kafiy
Editor: Aris Fadillah