Foto: Pameran @omah_cam
Abadi?
Dimana?
Tak muluk muluk,
Aku ingin abadi dalam tiap hembusan nafasmu
Yang tiap hari kau hirup,
Aku ingin abadi,
Dalam setiap helai rambutmu
yang kau sisir,
Aku ingin abadi,
dalam setiap helai kain yang mengikatmu
Aku ingin abadi,
dalam jejak telapak kaki mu
Yang kau gunakan untuk menapaki setiap inci bumi,
Aku ingin abadi,
dalam setiap sel sel di tubuhmu,
hanya ada aku.
Dan aku ingin abadi,
dalam seberangan mata mu
yang kau gunakan untuk melihat; aku.
Namun,
Bukankah keabadian pun menyimpan kefanaannya sendiri?
Kau tak pernah tahu, esok seleraku mungkin merindukan percakapan percakapan,
Dan seperti waktu yang terus berganti,
Kau pun tak tahu perihal apa yang ingin kupilih—esok, atau bahkan lusa.
Lalu, kurasa,
tidak perlu kau abadikan aku,
Abadikan saja,
Kita.
Penulis: Libria Putri C. H.
Editor: Nanda Sania
