Gambar/Ilustrasi: Reyda Hafis A./LPM Bhanu Tirta.
ANTARA
(Karya: Putu Abel Andreas)
Selalu ada akhir mengenai meninggalkan dan menanggalkan
Sama sama akan kehilangan
Dingin menusuk tulang hingga berulang ulang
Bahasa dan kepastian membunuh khayalan
Kata “dan” juga memisah aku, kamu, toko, perpustakaan, uang serta keadilan
Serta angan ku yang meregang kewarasan diatas senyummu
Mata indahmu memaksa seseorang untuk diam dihati dan ingatan
Yang ramai dikening dan sunyi dikenang
Bagai merebut mimpi saat tidur dari kopi
Jauh dan jatuh di negeri yang asing dengan diri sendiri
Persis dengan hadirmu memberikan aku Batasan pada kewarasan dan kegilaan
Bintang yang kau sapa pergi mengucap salam perpisahan
Kau hanya melihat sekelebat bayangan tentangnya
Kisah yang kau basuh dari kasih hanya menjadi tumpukan masa lalu
Aroma bau ibu dan perempuan yang tidak ingin kau lupakan
Kau boleh meluapkan segalanya
Yang kau harus sadari dirinya pun menguap menjadi yang kemarin
saat dia namanya telah terukir
mereka yang datang hanya sanggup menjadi yang berakhir