(Foto Sc: pixabay.com)
Persma Bhanu Tirta - Senja sore mulai terlihat kemerahan, matahari pun akan segera berhenti menyinari, bulan pun akan menggantikan matahari.Aku sehabis pulang kuliah, ku letakan tas seperti biasa didalam lemari. Kemudian ku parkirkan montorku ke dalam rumah.
“Nakkk,” suara ibu memanggil.
“Iya buuu, ada apa?,” sahutku dari ruang tamu seusai memarkirkan montor.
“Kamu sudah makan apa belom?, Sudah sholat maghrib apa belom?, Kalo belom cepat bersih bersih, sholat, baca al qur an, baru makan dan istirahat,” ucap ibu dari dapur.
“Yaaa,” jawab ku singkat dan letih.
Ku kerjakan apa yang di katakan ibu padaku kecuali makan, akhir-akhir ini selera makan mulai hilang. Tidak nafsu saja makan, merasa tidak enak makan, hambar.
Ku berbaring di kasur bawah, ku peluk guling dan ku buka ponselku. Tak lama kemudian ada notif masuk pada whatsapp ku
“Tuingg,” suara notif wa.
Kulihatlah pesan dari nomor tidak dikenal. Ternyata dari seorang yang mencari karyawan, dan aku melamar pekerjaan itu.
Kubuka isi chat tersebut, ”Iya mas besok langsung bisa datang ke tempat kerjanya, untuk lebih lanjut nyananti saya kabari lagi. Sekarang cukup mas kirim foto saja,”
“Baik pak,” jawabku.
Singkat cerita, suara adzan subuh sudah terdengar. Kakiku juga merasakan dingin, karena lupa cendela kamar semalam tidak kututup. Ku tarik selimut dan melanjutkan tidur. Sungguh enak sekali hidup ini, akan tetapi sangat lah tidak baik hal tersebut. Tiba-tiba suara dari pintu kamar terdengar
“Nakkkk, bangunnn sudah setengah tuju,” ucap ibu sambil ketok pintu.
“Iyaaa,” jawab ku masih malas.
Akhirnya aku bangun, merapikan kamar, sehabis itu aku mandi sholat subuh, sungguh anak muda pemalas, hufttt. Setelah semua nya rapi dan bersih ku lanjutkan untuk sarapan pagi, setelah ini aku berencana untuk pergi ke tempat kerja untuk bertemu bapak fajar. Oh iya, namanya bapak fajar pemilik angkringan yang nanti akan aku tempati.
Setelah sarapan, ku ambil montorku dan berangkat ke angkrigan, 10 menit perjalanan akhirnya samapi. Yaa tidak jauh banget dari rumah, ku parkir montorku, aku pesan kopi dan duduk dipojokan menunggu bapak fajar datang. Tak lama kemudian bapak fajarpun sampai. Singkat cerita, akhirnya aku diterima dan sekarang sudah 3 bulan bekerja.
Aku bercerita tentang wanita yang bersamaku, namanya Mawar, cantik seperti namanya, baik dan dia rumahku. Waktu itu dia mengajakku liburan ke malang dan aku di situ masih belum gajian, namun ku iyakan ajakannya.
Seperti biasa, kutatalah nasi-nasi contong, tusukan, dan minuman sachet. Hari ini adalah hari gajianku. Kerja dengan semngat karena besok mau pergi ke malang bersama mawar.
Rencanaku gajian ini ku pakai untuk pergi liburan bersamanya. Tak terasa sudah jam 9 malam, dan aku masih bekerja. di saat sepi tiada pembeli, kuraih hpku dan melihat whatsapp. Sesekali aku lihat whatsapp si mawar ternyata online.
Tak sempat memberi pesan tiba-tiba datang rombongan pembeli, sampai akhirnya sepi juga. Ku lanjut buka wa untuk santai sebentar. Niat hati untuk melihat story akan tetapi teralihkan oleh status online mawar
“Mawar… kamu kenapa online dari tadi,” pesanku padanya.
“Gapapa ini chtan sama teman,” jawabnya singkat.
“Embb iyaaa,” jawab ku singkat pula.
Setalah itu tak berlanjut chat, dan ku lanjutkan pekerjaanku. Pikiranku mulai kemana-mana, melihat mawar online terus. Akan tetapi biarlah, mungkin dia benar chat sama temannya batinku sambil menghibur agar tidak overthingking.
Besoknya kami ketemuan, sudah prepare segala macem tinggal berangkat. Pada saat mau berangkat dia kebelet pipis, dan dia ke kamar mandi dahulu, ada hp di meja. Kubukalah wanya dan kulihat isi pesannya, ternyata!.
“Kamu kenapa?,” tanya Mawar padaku saat pegang hpnya.
“Kamu chatan sma dia, chat masalalu kamu? ” tanyaku sedikit emosi.
“Iyaa, maaf,” jawabnya takut.
“Tadi malem?” tanya ku.
“iyaa,”
Hati ini sakit rasanya,melihat dia berkomunikasi dengan masa lalunya. Aku emosi padanya, selalu bertanya kenapa dan kenapa. Sampai akhirnya kami bertengkar, dan gagal lah liburan kami.
”Memang dulu pada saat aku mendekatimu kamu masih belum selesai dengan masalalumu, akan tetapi engkau menerimaku, dan pada saat itu kamu sangat down dan aku tetap menemani mu. Tapi kenapa ketika kamu sudah sembuh akan luka yang ada kamu kembali padanya?, Apakah aku hanya obat dari lukamu saja?, Apakah aku tidak pantas untuk mu?, Dan apakah aku kurang sempurna dari masa lalumu?,” ucap ku panjang.
“Maaf”
Memang terkadang kita tidak mengerti wanita itu seperti apa detailnya, tapi bisa kan saling menghargai perasaan satu sama lain?.
Terlebih memang cinta sebelum halal itu RUMIT. Antara kita yang salah atau dia salah.
Author : Ahmad Rifal
Editor : M. Khamdan Yuwafi