Pada zaman serba digital ini, membaca buku tentu adalah hal yang sangat membosankan. Alih-alih meluangkan waktu untuk membaca buku, sebagian banyak remaja malah menghabiskan waktu untuk bermain mobile game atau kegiatan hiburan lainnya. Padahal hingga saat ini, buku tetaplah menjadi sumber informasi yang lengkap dan dapat dipertanggung jawabkan.
Demikian pula yang saya amati pada mahasiswa UNU Blitar, minat baca mereka cukuplah rendah, bahkan untuk sekedar membaca materi perkuliahan. Hal serupa juga dicurahkan oleh Muhammad Irfan, salah satu Mahasiswa UNU Blitar.
Ia mengaku cukup prihatin melihat minat baca Mahasiswa di kampusnya sangat rendah, bahkan pada jurusan yang sedang ia tempuh yakni Pendidikan Bahasa indonesia yang menurutnya sering mengucap 'Salam Literasi' dengan lantang pada setiap acara di jurusannya itu.
Tak berhenti pada prihatin saja, Muhammad Irfan dan Beberapa Kawannya yang sering menyebut dirinya sebagai 'Koboy Kampus' bersepakat untuk merawat lapak baca yang berada di Kampus UNU Blitar yang berada di Jl. Ahmad Yani.
Berbekal yakin buku-bukunya laku terbaca, ia secara rutin membuka lapak baca tersebut pada hari senin sampai jumat disela-sela jam kuliahnya. Juga mengadakan diskusi dan bincang buku setiap hari kamis di lapak baca tersebut.
Tidak hanya boleh dibaca dengan gratis ditempat, ia juga membolehkan buku-buku tersebut untuk dipinjam dan di bawa pulang dengan alasan kenyamanan dalam membaca.
Buku yang tersedia cukup beragam, mulai dari topik yang ringan hingga berat. Diantaranya meliputi pendidikan, agama, sastra, politik, sampai filsafat.
Penulis : Reyda Hafis Alfiqi
Editor : M. Khamdan Yuwafi