Dunia pendidikan tidak dapat terlepas dengan adanya peranan seorang guru. Dalam pandangan masyarakat jawa dapat kita pahami dengan akronim gu dan ru. Gu diartikan dengan digugu yaitu dianut dan ru diartikan ditiru yaitu dijadikan teladan. Dalam bahasa Indonesia guru diartikan orang yang pekerjaannya adalah mengajar. Sedangkan dalam bahasa arab ada beberapa istilah yang digunakan, seperti ustadz, mudarris, mu’allim, muaddib, murabby.
Al-Rasyidin dan Samsul Nizar mengatakan bahwa menurut al-Ghazali guru adalah orang yang berusaha membimbing, meningkatkan, menyempurnakan, dan mensucikan hati sehingga menjadi dekat dengan khaliqnya. Tugas ini didasarkan pada pandangan bahwa manusia merupakan makhluk yang mulia. Yang terletak pada kesucian hatinya. Maka dari itu guru dalam perspektif islam melaksanakan proses pendidikan hendaknya diarahkan pada aspek tazkiyah an-nafs.
Lalu menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, dijelaskan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan serta meningkatkan kompetensinya.
Makna dari kompetensi adalah ketrampilan untuk bertindak dan mampu berbuat. Kompetensi guru dapat terlihat saat dia menunjukkan kemampuan dan keterampilan dalam menyajikan materinya kepada peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung.
Guru adalah tonggak terpenting dalam pendidikan, baik buruknya kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh standar kualitas guru. Walaupun ada komponen lain yang ikut serta dalam memegang peranan dalam pendidikan. Peran dan kedudukan guru semakin bermakna dan sangat strategis dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas untuk menghadapi tantangan di masa sekarang. Apalagi dengan globalisasi serta kecanggihan teknologi yang terus menerus mengalami perubahan.
Menjadi guru bukan suatu hal yang mudah, amanah yang diembannya begitu berat dalam mencetak peserta didik agar dapat menjadi generasi emas. Mendidik manusia beradab tidak semudah hanya dengan transfer ilmu. Karena menjadikan seseorang beradab itu berarti menjadikan seseorang itu memahami secara sadar bahwa dia dapat berperilaku secara ma’ruf kepada dirinya, alam, begitu juga aktivitasnya kepada Pencipta-Nya.
Penulis : Apriliana Rahma P.
Editor : M. Khamdan Yuwafi
