SIMERAH YANG MENDOMINASI
Oleh : Fitroh Yuvitasari
Editor : M. Khamdan Yuwafi
Dikatakan dia berani
Tapi nyatanya dia tetaplah warna
Pesonanya memikat mata
Sekali lagi ia hanya warna
Rupanya memabukkan namun membinasakan
Merah terkadang berarti mencintai
Walau terkadang buas membantai
Aku melihat sebuah buku seni mencintai
Tetap saja merah mendominasi
Padahal, sekali lagi dia hanya sebuah warna tak berarti
Baca Juga :Karena Komunikasi Itu Penting, Cerpen
Merah ibaratkan hidupku
Aku hanya sesuatu tak berarti
Tapi terlihat lihai dalam segala mahligai
Namun, tertampar oleh cacian manusia tak berbudi
Merah mengecil bagaikan padi
Merah ibaratkan darah
Dari jantung ke tubuh menyebar dalam nadi
Dari hidup demi cinta dalam penjajahan dan pengorbanan
Merah menyulam langkah dalam tetes keringat menuju bukit teduh
Dimana merah dimerdekakan
Baca Juga : Rumah Induk Istana Gebang, Rumah Induk Keluarga Bung Karno
Merah telah membalur bersama leluhurku
Mewatak dalam setiap generasi negeriku
Dan merah, engkau telah berkibar mengawan di langit negeri ini
Tampak mempesona bersama putih yang dianggap suci
Menari sumbang, terkibas angin kekuasaan
Tetapi tak mampu membungkus ingatan sendu yang tertanam di hati
Kini merah bukan sembarang merah
Merah adalah nama baik dalam negeri
Adalah komponen semboyan dalam negeri
Komponen penting dalam diri
Jadilah Si Merah yang mendominasi