Lima Hutan Terseram di Blitar, Terlalu Seram Hingga Tidak Berani dituliskan - LPM BHANU TIRTA

Monday, 15 May 2023

Lima Hutan Terseram di Blitar, Terlalu Seram Hingga Tidak Berani dituliskan


Persma Bhanu Tirta -
Hutan seringkali dikaitkan dengan unsur mistis dan berbagai hal ghaib termasuk ritual-ritual ghaib dan pusat peradaban bagi makhluk astral. Beberapa cerita mistis turut disematkan dari mulut ke mulut secara turun temurun menyemarakkan isu tentang betapa mengerikannya kondisi di dalam hutan. Mulai dari makhluk berbulu lebat yang disebut Genderuwo, hantu perempuan terbang yang disebut Kuntilanak, hingga manusia katai yang disebut Orang Hunian.

Secara ilmiah, tidak ada bukti yang kuat atau ilmiah yang dapat mengkonfirmasi keberadaan makhluk-makhluk tersebut di dalam hutan. Oleh karena itu, keberadaan hutan berhantu dapat dijelaskan sebagai suatu fenomena psikologis dan sosial yang berkembang dalam masyarakat.

            Fenomena psikologis ini dapat terjadi ketika seseorang mengalami kekhawatiran atau rasa takut yang berlebihan. Ketika seseorang masuk ke dalam hutan tersebut, rasa takut dan ketakutan ini akan semakin memuncak, terutama jika mereka mendengar cerita-cerita mengerikan tentang hutan berhantu tersebut. Hal ini dapat memicu pengalaman-pengalaman yang menyeramkan, seperti suara-suara aneh dan bayangan-bayangan yang menakutkan, yang kemudian diartikan sebagai penampakan arwah penasaran dan hantu.

            Adakalanya kondisi semacam ini bukan terbentuk secara kebetulan maupun fenomena psikologis mengenai ketakutan, para cendekiawan terdahulu telah memprediksi dengan begitu serakahnya manusia ketika mengetahui potensi besar di dalam hutan. Sederhananya seperti adanya pohon yang diisukan terdapat penunggu ghaibnya, siapapun yang menebang atau mengganggu kehidupan pohon tersebut akan mengalami kesialan hingga kematian.

            Para cendekiawan terdahulu membuat narasi mistis diantaranya adalah bertujuan untuk menunjukkan pada generasi berikutnya bahwa pepohonan dapat bertahan hidup dan tumbuh dengan besar asalkan tidak ditebang. Keberadaan pepohonan disekitar kita yang hanya tumbuh tidak terlalu tinggi menunjukkan sindiran kecil bahwa kita adalah makhluk yang serakah karena banyak melakukan penebangan secara ugal-ugalan.

            Sama seperti keberadaan hutan, berbagai jenis flora , fauna dan berbagai sumber daya alamnya yang  sangat beragam menjadi sangat terancam ketika sudah terjamah oleh manusia. Inilah pentingnya untuk membuat isu narasi tentang angkernya hutan, tujuannya beberapa besar adalah untuk menjaga ekosistem hutan tersebut. Sayangnya strategi ini juga tidak terlalu relevan untuk saat ini, banyak yang menyalah gunakan seperti adanya penebangan liar dan penambangan ilegal agar tidak terdeteksi oleh masyarakat sekitar. Inilah alasan kenapa tulisan ini perlu dibuat, perlu kesadaran bersama untuk menjaga hutan.

            Sebagaimana judul tertera, “Lima Hutan Terseram di Blitar, Terlalu Seram Hingga Tidak Berani Dituliskan”, saya pribadi tidak berani menuliskannya. Sebagai gantinya maka saya menuliskan sebuah pesan sekaligus renungan bagi seluruh pembaca budiman dan baik hati:

            “Selamatkan alam kita, hutan sudah jarang kita jumpai! Jadi bagaimana kita mengaku sebagai manusia yang katanya makhluk sempurna jika pada kenyataannya kita justru paling besar perannya dalam membuat kerusakan disbanding binatang dan hal lain yang dianggap lebih hina?”.

Author : Alvin Alif Nur Ahmad

Editor : M. Khamdan Yuwafi


Comments


EmoticonEmoticon